Saturday, January 13, 2018

Pola Pikir Pendukung Pemulihan Ansietas dan Gerd

Halo teman2 pembaca

Sekarang saya ingin share tentang faktor- faktor yang mendukung dalam pemulihan ansietas (termasuk yang disertai dengan gerd). Info berikut saya rangkum dari pengetahuan yang saya dapat dan pengalaman sendiri.



Faktor- faktor Mental Pendukung Pemulihan Ansietas dan Gerd

1. Penerimaan (acceptance)
Penerimaan ikhlas terhadap keadaan dan diri sendiri akan sangat membantu dalam memulai ikhtiar pemulihan. Penerimaan berarti tidak lagi melakukan denial (penyangkalan) terhadap keadaan diri. Penerimaan artinya tidak bersikap maupun melakukan penolakan terhadap kenyataan diri, masalah yg dipendam, juga terhadap keadaan yang sedang dialami.

2. Mengambil tanggung jawab atas diri sendiri
Mengambil tanggung jawab atas diri sendiri artinya tidak menyalahkan siapapun dan apapun atas keadaan yang tengah menimpa kita. Menyadari bahwa adalah tanggungjawab kita untuk berusaha bangkit dan memperbaiki diri.

3. Kesadaran
Kesadaran bisa diperolah dari proses introspeksi atau muhasabah diri. Kesadaran diri membuat kita tahu akan hal2 yang baik dan bermanfaat bagi diri dan perlunya menjauhi hal2 yang dapat merusak diri. Kesadaran mendorong kita untuk ingin memperbaiki pola2 salah yang selama ini sadar atau tidak sadar telah kita jalani. Bagi penderita gerd, evaluasilah pola makan, pola pikir dan pola hidup (kegiatan, kebiasaan dan pola istirahat) untuk tahu mana yg mesti diperbaiki agar bisa pulih.

4. Memperbanyak praktek di dunia nyata ketimbang berteori
Adalah penting untuk mempraktekkan masukan saran dan pengetahuan yang kita dapat dengan kontinyu dalam keseharian kita. Hindari terlalu banyak berteori yang hanya akan menjadi tumpukan informasi. Sebaiknya berhenti mencari tahu dan membahas terlalu banyak mengenai kenapa bisa terjadi anxiety beserta keluhan2nya. Apalagi membanding2kan satu penderita dengan lainnya adalah kurang bermanfaat. Fokus saja pada praktek penerapan secara nyata terhadap pengetahuan yang didapat pada diri sendiri terlebih dahulu.

5. Pasrah
Ikhtiar perlu dibarengi dengan sikap kepasrahan total pada Sang Pemberi Hidup. Berhenti mempertanyakan kapan bakal sembuh. Sebab kesembuhan adalah sesuatu yang tidak bisa ditarget. Berhentilah menarget diri sebab sikap seperti itu hanyalah akan jadi beban mental. Ingat bahwa manusia hanya wajib berusaha, hasil akhir tetap di tangan Tuhan. Kita berikhtiar untuk mencari ridho Allah.
Niatkan saja buat beradaptasi dengan kondisi anda. Adaptasi berarti menyesuaikan pola kegiatan, pola makan, dan pola pikir dll dengan kondisi yang sedang dihadapi, menerima segala keterbatasan diri. Ada masanya anda perlu slow down dalam menjalani hidup.

6. Kemauan dan usaha keluar dari zona nyaman
Cara untuk menghilangkan ketakutan dan fobia adalah dengan menghadapi ketakutan tersebut. Awalnya memang sulit namun jika kita sudah bisa memahami bahwa tak ada yang lebih berbahaya daripada rasa takut itu sendiri, maka kita kan berani untuk melangkah. Rasa takut itulah yg berbahaya sebab bisa membuat seseorang membeku dan tidak berani melakukan apa2.
Beranikan diri untuk keluar dari zona nyaman untuk hal2 yang baik bagi anda, agar diri anda bisa berkembang dan lebih baik.

7. Berhenti untuk terlalu berharap berlebihan pada faktor- faktor diluar diri
Kesembuhan ansietas adalah dominan dari diri sendiri. Berhentilah untuk selalu mengharapkan dukungan dari orang lain. Sebab seringkali berharap untuk selalu dimengerti berpotensi menyebabkan sakit hati.
Hindari mensyarati kesembuhan. Misalnya :
Mungkin saya akan sembuh jika sudah memiliki pasangan yang bisa mengerti saya.
Saya merasa bisa sembuh andai keluarga saya mau mengerti dan memberi dukungan pada saya.
Saya kayaknya bisa sembuh kalau sudah beli suplemen atau obat yang mahal.
Mungkin saya baru bisa sembuh ketika pasangan saya mau berubah demi saya.
Pola pikir yang benar adalah, “Dengan ijin Tuhan, saya akan bisa pulih jika saya terus berikhtiar dengan benar dan berdoa. Terlepas dari orang lain mendukung saya ataupun tidak, saya akan tetap berusaha yang terbaik bagi diri saya”.
Semua penggantungan dan harapan2 pada faktor2 diluar diri kita berakibat menambah tekanan secara mental. Terlebih jika kita tidak mendapat apa yang kita harapkan, kita bisa down dan tidak semangat berikhtiar.
Lakukan yang terbaik bagi diri sendiri, demi kebaikan diri. Sayangi dan terima diri kita walau banyak orang yang tidak bisa memahami kita. Berharaplah hanya pada Tuhan Sang Pemberi Hidup.

8. Gunakan logika dengan benar
Abaikan bila anda mendapat informasi mistis seperti tanda2 kematian, klenik dan gangguan makhluk halus. Berhentilah mencari kesamaan gejala mistis dari info yang anda dapat. Kuasai diri anda dengan sebaik2nya, sebab masalah orang ansietas adalah dari pikiran.
Jika ada yang menawarkan ramuan atau pengobatan instan, berpikirlah! Pemulihan gerd ansietas memerlukan proses, bukan seperti sulap yang langsung ‘cling’ sembuh sekejap.
Pemulihan gerd ansietas melibatkan perubahan secara menyeluruh mulai dari pola makan, pola pikir dan pola hidup.
Kondisi tiap orang juga berbeda. Berhentilah mencari berita2 buruk. Pegang diagnosa dokter dan cek medis sebagai gambaran keadaan anda agar anda berhenti menebak2. Perbanyaklah mencari berita kesembuhan dan pengalaman mereka2 yg berhasil pulih dari penyakit. Berita positif akan bisa memotivasi kita.

9. Lihat segala sesuatu dengan apa adanya (Zeromind/ netral)
Berlatih untuk menyaksikan sesuatu dengan netral tanpa penilaian dan prasangka. Lihatlah segala sesuatu apa adanya, tanpa dipengaruhi referensi dari pengalaman kita ataupun sikap menghakimi. Hentikan kebiasaan menganalisa yang tidak perlu.
Banyak kasus fobia terjadi karena melihat sesuatu hal dengan penuh prasangka. Atau menyematkan prasangka/ pemikiran buruk terhadap sesuatu. Hal ini menjadikan sesuatu benda/ makhluk/ keadaan yg semestinya wajar saja menjadi sesuatu yg menakutkan. Itu karena adanya prasangka yg bermain di pikiran.
Dengan melatih kebiasaan netral/ zeromind, maka kita bisa lebih banyak mengistirahatkan pikiran kita dari hal2 yang tidak bermanfaat sehingga hati lebih tenang. Dan kita bisa mengalokasikan space di dalam kepala kita untuk memikirkan hal2 yang bermanfaat untuk perbaikan diri.
Kebanyakan orang ansietas punya kebiasaan untuk terlalu banyak berpikir atau menganalisa hal2 yg tidak perlu. Maka latihlah diri untuk berpikir sederhana.

10. Belajar dan berlatih pemberdayaan diri
Semisal :
Olahraga, Latihan pernapasan, yoga, meditasi dan lainnya yg bermanfaat bagi penyembuhan dan menjaga kesehatan.
Menekuni hobi yg bermanfaat.
Belajar cara2 untuk memotivasi dan meningkatkan kesadaran diri. Kalau saya dulu banyak baca artikel2 tentang Mindfulness baik dari buku, artikel internet maupun youtube.
Tentunya tiap orang bisa berbeda.
Mari kita berdayakan diri kita dengan membekali diri sendiri lewat berbagai media belajar.
Berhentilah menuntut keadaan agar sesuai yg kita mau. Kita berdayakan saja diri kita agar bisa adaptasi terhadap keadaan.

11. Mendekatkan diri pada Tuhan Sang Pencipta
Barangsiapa mengenal dirinya maka dia mengenal Tuhannya. Didalam keimanan ada kekuatan.
Maka untuk bisa mengenal Tuhan, kita perlu mengenali ke dalam diri. Menemukan hakikat tujuan kita diciptakan. Bahwa manusia hidup untuk ibadah. Maka segala ikhtiar kita adalah untuk memperoleh ridho-Nya. Dan selama hidup kita akan selalu diuji, kita jalani dengan penuh kesabaran dan ketaatan karena-Nya. Tak ada perkara yg tak mampu Dia selesaikan. Ketika kita merasa tidak berdaya, biarkan tangan Tuhan bekerja.
Ujian ada untuk mendewasakan jiwa kita. Sakit adalah bagian dari proses hidup.
Bersandar hanya pada-Nya semata maka kita akan bisa merasa tenang apapun keadaannya. Ketika hati kita dipenuhi kepasrahan kepada-Nya maka ansietas tak punya tempat disana.
Terus besarkan rasa syukur atas setiap nikmat yg masih ada pada kita, dengan begitu kita bisa bahagia. Jalani hidup dengan suka cita. Logikanya orang hanya dapat merasakan satu perasaan di satu waktu. Jika hati dan pikiran penuh rasa syukur maka tak akan bisa merasakan kekuatiran/ ketakutan.

12. Memaafkan
Banyak memaafkan akan sangat membantu dalam pemulihan ansietas. Kebanyakan orang ansietas bermasalah dengan memaafkan. Padahal jika seseorang memendam dendam dan kebencian pada orang lain, maka alam bawah sadarnya akan membacanya sebagai ancaman. Bahwa orang tersebut merasa terancam/ tidak aman dengan keberadaan atau ingatan tentang orang yg dibenci. Kebencian yang menumpuk membuat bawah sadar membunyikan alarm kencang yang bermanifestasi menjadi gejala ansietas.
Cobalah memaafkan
+ Maafkan diri anda sendiri
Maafkan segala kekurangan dan keterbatasan anda, ketika anda merasa belum bisa menjadi sesuai yang diinginkan/ dicita2kan. Maafkan diri anda atas kelalaian anda sendiri yang menyebabkan anda sampai mengalami keadaan kesusahan yang tidak ingin anda alami.
Berhentilah untuk terlalu menuntut/ menghakimi ataupun menyalahkan diri sendiri. Maafkan dan Terimalah diri kita apa adanya.
+ Maafkan orang2 yang pernah bersalah kepada anda
Termasuk memaafkan mereka yang ikut berkontribusi menyebabkan anda mengalami keadaan yang tak ingin anda alami saat ini.
+ Maafkan mereka yang tidak peduli
Maafkan mereka yang menjauh meninggalkan anda ketika anda kesusahan. Maafkan mereka yang hanya menonton tanpa mau peduli keadaan anda. Maafkan mereka yang mencemooh dan tak mau mengerti kondisi anda.
Sebab hanya dengan memaafkan, hati kita akan jadi ringan dan lebih damai. Dengan hati yang damai dan mudah ikhlas memaafkan, seseorang akan lebih mudah pulih dari ansietas.


Demikian tulisan saya. Semoga bermanfaat. Silahkan jika pembaca ingin memberi masukan. Mungkin akan saya update bila ada tambahan. 

No comments:

Post a Comment