Friday, December 15, 2017

Kuliner Bangil : Nasi Pecel Hj. Ghozaly

Halo, pembaca blog saya

Di blog ini, selain topik kesehatan, saya menulis juga soal review kuliner yang pernah saya kunjungi. Saya termasuk orang yang hobi jajan dan selalu tertarik buat mencoba kuliner yang menjadi favorit di tiap daerah.



Pada postingan kali ini saya mau review soal kuliner di kecamatan Bangil, Pasuruan. Warung Street Food ini terletak di Jl. Hiu yaitu jalan di bagian belakang Alun- alun Bangil. Tempat ini buka mulai jam 8 pagi. Tempat ini cukup terkenal dan ramai, makanya saya mau ulas disini. Kalau masalah warungnya yaa namanya tempat makan pinggir jalan jangan berharap kenyamanan yang gimana2 ya. Saya gak akan komentar banyak soal tempatnya, namun kita bahas makanannya saja.  Saya sudah langganan disini selama entah berapa tahun setiap saya tinggal di Bangil.


Bumbu pecel di sini bercitarasa manis dan tidak begitu pedas jadi anak2 pun tidak kuatir untuk memakannya karena ga akan kepedasan. Takaran kacangnya pun begitu kental dan terasa.

Satu porsi nasi pecel menu standar harganya 8 ribu rupiah, terdiri dari : nasi, sayur (kecambah, sayur hijau, lamtoro, kemangi, timun), tempe goreng, tahu bali, peyek dan sambal pecel yang dikantongi terpisah. Lauk lainnya pernah saya beli disana adalah telur bali yang dihargai sekitar 2 ribu sedangkan ayam bakar sekitar 7 ribu. Ayam bakarnya lumayan enak menurut saya, harganya cukup terjangkau juga bukan? Saya biasanya agak rewel dengan yang namanya ayam bakar, sebab tak terlalu suka namun ketika mencicipi ayam bakar disini cukup cocok di lidah, bumbunya pun tak terlalu pedas.



Soal porsi nasinya saya rasa cukup standar untuk perempuan. Tapi kalau kalian yang biasa makan porsi kuli, kayaknya perlu nambah dikit lagi nasinya.



Selain pecel, ada juga opsi nasi campur yang bisa dicoba. Ada oseng2 sayur, mie goreng, kering tempe dan aneka lauk sebagai pelengkapnya.



Kalau pagi2 kesini, harap maklum dengan antriannya, sebab pengalaman saya, ngantri pecel selama setengah jam buat dibawa pulang udah termasuk biasa. Memang cita rasa makanan yang sedap dan harga terjangkau menjadi daya tarik bagi konsumen. Saya sebenarnya pengen kasih saran. Kalau lagi banyak banget antrian pembeli yang membeli untuk dibungkus bawa pulang, baiknya penjual punya sistem buat menertibkan, entah menggunakan cara pencatatan pesanan antrian atau gimana. Sebab saya pernah mengalami saking banyaknya yang antri dan penjual gak hapal mana yang tadi datang duluan. Kan kasihan yang merasa terserobot.
Namun untuk pembeli yang makan di tempat, sepertinya tak perlu terlalu kuatir sebab biasanya lebih diprioritaskan layanannya.

Selain pecel, ada juga nasi rawon disini tapi bukan menu utamanya. Kalau saya sering lihat, banyak juga yang beli rawon buat dimakan di tempat.

Sekian review dari saya, kalau kalian sedang mencari rekomendasi nasi pecel enak di Bangil, boleh ini jadi jujukan. Saya cukup puas dengan harga dan kualitas makanan disini.

Sampai jumpa di posting berikutnya, semoga hari kalian menyenangkan.

No comments:

Post a Comment