Halo, pembaca blog saya
Di blog ini, selain topik
kesehatan, saya menulis juga soal review kuliner yang pernah saya
kunjungi. Saya termasuk orang yang hobi jajan dan selalu tertarik buat mencoba
kuliner yang menjadi favorit di tiap daerah.
Pada postingan kali ini saya mau
review soal kuliner di kecamatan Bangil, Pasuruan. Warung Street Food ini
terletak di Jl. Hiu yaitu jalan di bagian belakang Alun- alun Bangil. Tempat
ini buka mulai jam 8 pagi. Tempat ini cukup terkenal dan ramai, makanya saya
mau ulas disini. Kalau masalah warungnya yaa namanya tempat makan pinggir jalan
jangan berharap kenyamanan yang gimana2 ya. Saya gak akan komentar banyak soal
tempatnya, namun kita bahas makanannya saja. Saya sudah langganan disini selama entah
berapa tahun setiap saya tinggal di Bangil.
Bumbu pecel di sini bercitarasa
manis dan tidak begitu pedas jadi anak2 pun tidak kuatir untuk memakannya karena
ga akan kepedasan. Takaran kacangnya pun begitu kental
dan terasa.
Satu porsi nasi pecel menu
standar harganya 8 ribu rupiah, terdiri dari : nasi, sayur (kecambah, sayur
hijau, lamtoro, kemangi, timun), tempe goreng, tahu bali, peyek dan sambal pecel
yang dikantongi terpisah. Lauk lainnya pernah saya beli disana adalah telur
bali yang dihargai sekitar 2 ribu sedangkan ayam bakar sekitar 7 ribu. Ayam
bakarnya lumayan enak menurut saya, harganya cukup terjangkau juga bukan? Saya
biasanya agak rewel dengan yang namanya ayam bakar, sebab tak terlalu suka
namun ketika mencicipi ayam bakar disini cukup cocok di lidah, bumbunya pun tak
terlalu pedas.
Soal porsi nasinya saya rasa
cukup standar untuk perempuan. Tapi kalau kalian yang biasa makan porsi kuli, kayaknya
perlu nambah dikit lagi nasinya.
Selain pecel, ada juga opsi nasi campur yang bisa dicoba. Ada oseng2 sayur, mie goreng, kering tempe dan aneka lauk sebagai pelengkapnya.
Kalau pagi2 kesini, harap maklum
dengan antriannya, sebab pengalaman saya, ngantri pecel selama setengah jam
buat dibawa pulang udah termasuk biasa. Memang cita rasa makanan yang sedap dan
harga terjangkau menjadi daya tarik bagi konsumen. Saya sebenarnya pengen kasih
saran. Kalau lagi banyak banget antrian pembeli yang membeli untuk dibungkus
bawa pulang, baiknya penjual punya sistem buat menertibkan, entah menggunakan
cara pencatatan pesanan antrian atau gimana. Sebab saya pernah mengalami saking
banyaknya yang antri dan penjual gak hapal mana yang tadi datang duluan. Kan
kasihan yang merasa terserobot.
Namun untuk pembeli yang makan di
tempat, sepertinya tak perlu terlalu kuatir sebab biasanya lebih diprioritaskan
layanannya.
Selain pecel, ada juga nasi rawon
disini tapi bukan menu utamanya. Kalau saya sering lihat, banyak juga yang beli
rawon buat dimakan di tempat.
Sekian review dari saya, kalau kalian sedang mencari
rekomendasi nasi pecel enak di Bangil, boleh ini jadi jujukan. Saya cukup puas dengan harga dan kualitas makanan disini.
Sampai jumpa di posting berikutnya, semoga hari kalian menyenangkan.
No comments:
Post a Comment